New Page 1 New Page 2
HOME ANGGOTA CORETAN DOKUMEN

I'LAN

Aduh...Berhubung Reporter Altarnya Sedang Mudik Dulu Ke Tanah Air...Jadi tulinsanya masih yang ini-ini juga, sabar dulu ya...penanggung jawabnya belum hadir...!:)  
<<MESIR
ALTAR >>

 

MENU KITA
MESIR


BUKU TAMU
TADZKIROH

Bismillah...
Dari Abu Hurairoh RA. Berkata : Aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda : Sesungguhnya manusia yang pertama kali dihukum oleh Allah pada hari kiamat adalah,

Yang pertama seseorang yang mati syahid.
Maka didatang orang yang syahid itu, dan Allah mengenalkan nikmatnya dan orang yang "Syahid"pun mengenali ni'matnya.

Allah berkata :"Apa yang kamu lakukan dengan nikmat itu?" dia berkata : "aku berperang di jalanMu sehingga aku mati syahid"

Allah berkata :"kamu telah bohong, akan tetapi kamu berperang supaya kamu dikatakan sebagai seorang pemberani. dan kamu telah disebut demikian.

kemudian Allah memberikan perintah untuknya, maka ia diseret di atas wajahnya dan dilemparkan ke neraka.

Yang kedua seseorang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya, dan seseorang yang membaca al-qur'an.

Maka didatangkan orang itu, dan Allah mengenalkan nikmatnya dan diapun mengenali ni'matnya,

Allah berkata : "Apa yang kamu lakukan dengan nikmatmu itu?" orang itu berkata :"aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan aku membaca al-qur'an itu semua kulakukan demiMu,

Allah berkata :"kamu telah bohong!, akan tetapi kamu mempelajari ilmu agar orang2 mengatakan bahwa kamu orang yang berilmu, dan kamu membaca al-qur'an supaya orang-orang mengatakan bahwa kamu seorang "qaari". Dan kamu telah disebut demikian".

Kemudian Allah memberikan perintah untuknya, maka ia diseret di atas wajahnya dan dilemparkan ke neraka.

Yang ketiga, seseorang yang dilimpahi Allah harta yang banyak dan dia meng-infak-an semua hartanya itu, Maka didatangkan orang itu, dan Allah mengenalkan nikmatnya dan orang itupun mengenali ni'matnya,

Allah berkata : "Apa yang kamu lakukan dengan nikmatmu itu?" dia berkata :"Tidaklah aku meninggalkan satu jalan yang kamu cintai untuk mengnginfakan harta, kecuali aku berinfak pada jalan itu hanya karenaMu.

Allah berkata :" kamu telah bohong!, akan tetapi kamu melakukan itu, supaya kamu dikatakan sebagai seorang dermawan, dan kamu telah disebut demikian.

kemudian Allah memberikan perintah untuknya, maka ia diseret di atas wajahnya dan dilemparkan ke neraka.

(HR. Muslim)

 

 
JADWAL SHALAT

 

Friday, April 14, 2006
Altar Mesir and Arabic Session Meeting

The best halaqahHari itu Ahad, 09 Maret 2006 M bertepatan dengan 11 Rabiul Awal 1426 H. Alumni Pesantren Persis 76 Tarogong (baca: Altar) Mesir kembali mengadakan silaturahmi rutinannya. Acara kali ini bertempat di rumah Mutsalats, kediaman akh Risyan MT dkk, yang hampir bisa diistilahkan sebagai markas besar Altar Mesir.

Pertemuan kali ini berlangsung kurang lebih selama empat jam. Dimulai pada pukul 16.00 waktu Kairo, mundur tiga jam dari perencanaan awal, dan ditutup pada pukul 20.00 waktu setempat.

Sesuai dengan tentatif yang diagendakan, acara dari awal hingga akhir berlangsung padat dan meriah. Ba'da shalat Ashar berjamaah, acara langsung dibuka oleh Agus Solehudin (akrab dengan sebutan kang Dulzon) sebagai Master of Ceremony. Satu yang membedakan pertemuan kali ini dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya adalah penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar, sebagaimana yang telah dikampanyekan oleh koordinator Altar, Pian Sopian Al-Anshory dalam Mailing list beberapa hari sebelumnya.

Pertemuan kali ini dimaksudkan untuk menakar dan evaluasi kegiatan belajar personel Altar pra-imtihan 2006 termin kedua. Setelah sambutan berbahasa Arab dari koordinator Altar, acara disambung dengan tausiyah dari Riqi Nurhadian dan evaluasi belajar personel altar yang dipandu oleh Meza Hadi Setiawan. Setiap individu harus menyampaikan masing-masing kondisi dan persiapannya menuju imtihan kali ini. Tentu saja semuanya disampaikan dengan bahasa Arab.
Pasca acara tersebut, kang Pian selaku koordinator Altar memberikan instruksinya kepada forum. Instruksi tersebut berisi tentang follow-up pertemuan sore itu. Dalam instruksinya, kang Pian menganjurkan kepada setiap angkatan untuk mengadakan pertemuan-pertemuan lanjutan dalam skup kecil di mana salah satu kegiatannya adalah dialog berbahasa arab. Selanjutnya, masih menurut kang Pian, follow-up itu juga semestinya dihadiri oleh seorang Muraqib (pemantau/pengawas) untuk memberikan koreksi dalam dialog bahasa arab yang dilaksanakan.

Selepas break shalat Maghrib, dengan berbahasa Indonesia acara dilanjutkan kepada sharring masalah ikhtilat. Kesempatan selama lima belas diberikan kepada saudara Natsir untuk mempresentasikan temuan terbarunya berkaitan dengan masalah yang diangkat. Permasalahan Ikhtilat memang wacana yang sempat mengemuka di tengah-tengah Altar Mesir. Sesi ini sebenarnya tidak ada dalam tentatif acara yang telah diagendakan, namun merupakan acara yang bersifat sisipan saja dan insidentil. Alhamdulillah, kang Natsir mampu memberikan setetes wawasan baru tentang pembahasan terkait.

Ikan balado yg rasanya lumayan menantangIkan Balado, tempe goreng dan bihun Sarinah yang disajikan malam itu mampu menambah kehangatan suasana. Sejenak suasana menjadi hening disekap kenikmatan yang membelai lidah masing-masing. Namun sesekali diselingi desisan-desisan pendek kerena menahan pedas. Hidangan makan malam kala itu telah membuktikan bahwa, tidak hanya tangan dingin kang Teguh Hudaya yang lihai memanjakan lidah personel Altar, namun juga jemari lembut teh Uci, teh Shofy dan teh Ummul telah memperlihatkan bahwa keahlian mereka sungguh tak bisa dipandang sebelah mata. Hatur nuhun teteh-teteh..

Satu hal yang patut disayangkan adalah ketidakhadiran hampir dari separuh personel Altar, terutama mereka yang tinggal di daerah Muhafadzah (Tafahna, Zagaziq dan sekitarnya). Sedikit intermezo, ketidakhadiran mereka sempat diasumsikan sebagai upaya pendirian
Altar Mesir tandingan;D.

Adalah Dali Perdana, salah seorang Altarian asal Bandung. Setelah petualangannya di tanah air selama kurang lebih satu bulan setengah, ia kembali menginjakan kakinya di bumi Kinanah ini beberapa hari sebelum silaturahmi ini digelar, tepatnya hari Rabu, 05 April 2006. Pada kesempatan ini, Dali memberikan oleh-oleh berupa beberapa informasi dari tanah air khususnya dari pesantren tercinta. Satu informasi yang cukup menjadi kejutan adalah tentang rencana kunjungan Mudirul 'Am Al-Ustadz Iqbal Santoso ke negeri Piramid ini. Menurut penuturan Dali, Ustadz Iqbal berencana mengunjungi anak-anak didiknya ini antara qabla atau ba'da Syawal. Rencananya, kunjungan pertama ini merupakan salah satu acara dari rencana umrahnya ke tanah suci Mekah.

Langit Nasr City semakin pekat. Angin di Mutsalats district bertambah dingin. Cuaca kala itu memang belum begitu stabil. Pancaroba antara musim dingin ke musim panas membuahkan kesulitan untuk menebak bagaimana hawa udara hari itu. Satu demi satu rangkaian acara berlalu dengan tertib. Silaturahmi malam itu ditutup dengan diiringi doa dan harapan "Semoga kita diberikan kekuatan dan ke-Istiqamahan dalam meraih predikat Najah yang kita cita-citakan".
Sampai jumpa ba'da Imtihan dan tetap semangat. (cheed.dok)
 

Tuesday, December 06, 2005
Altar Mesir dan Surat "Cinta"

Silaturahmi dan kekeluargaan yang menjadi semangat Altar Mesir kembali dibuktikan. Selasa, 22 November 2005 bertempat di rumah Mutsalas, kediaman Risyan MT dkk, diselenggarakan silaturahmi rutinan. Acara ini diadakan mengingat waktu imtihan akademis yang tinggal beberapa minggu lagi datang, sekaligus sebagai sambutan atas kedatangan kembali dua anggota Altar mesir dari Indonesia, yaitu saudara Parman dan Aden.
Acara dimulai pada pukul 14.00 waktu Kairo. Terlambat 60 menit dari waktu yang direncanakan sebelumnya. Hawa Kairo kala itu sudah mulai memasuki musim dingin. Hadir juga dalam kesempatan tersebut anggota Altar Mesir yang diamanahi Temus haji musim ini. Mereka diantaranya adalah saudara Idul Haqqi, Deni Mardiana dan Dadang SB.

Ada beberapa agenda dalam pertemuan kali ini, antara lain sharring persiapan Imtihan, Tahniah untuk para calon Haji dan Temus, Pembacaan surat "cinta" (dibawa oleh Parman) dari perwakilan orang tua anggota Altar Mesir, serta tak ketinggalan acara ramah tamah.

Agenda pertama sempat dijeda dengan shalat Ashar berjama'ah. Penyampaian unek-unek, pengalaman, keluhan dan motivasi dalam menghadapi ataupun menjalani imtihan disampaikan secara bergiliran dan berurutan sesuai angkatan yang hadir sore itu, dimulai dari angkatan 2000 sebagai angkatan paling tua lalu ditutup oleh angkatan bontot; 2004.

Ucapan Tahniah untuk para Temus diapresiasikan secara tersirat sore itu tanpa pengalokasian waktu secara khusus. Beranjak pada acara selanjutnya, yaitu pembacaan surat "cinta" dari perwakilan orang tua anggota Altar Mesir. Surat ini datang dari orangtua Altar Mesir yang berada di Garut. Sebagai informasi, para orangtua Altar Mesir yang berada di Garut berinisiatif membentuk ikatan silaturahmi antar sesama orang tua Altar Mesir Garut. Selanjutnya, surat cinta berbahasa sunda ini dibacakan oleh saudara Rashid Satari dari awal hingga akhir surat, yang didengarkan oleh seluruh hadirin sore itu dengan penuh khidmat dan diselingi tawa ringan ketika ada ungkapan menarik dari surat tersebut.

Berkenaan dengan pembacaan surat ini, ada satu hal yang agak disayangkan yaitu ketidakhadiran saudara Parman. Ketidakhadiran ini terjadi karena Parman yang telah hadir beberapa jam sebelum acara dimulai, terjadi karena faktor kemanusiaan. Parman berangkat ke Qattameya mengantarkan tamunya yang sakit.

Tak terasa, adzan Maghrib berkumandang. Shalat Maghrib berjama`ah digelar dengan dipimpin oleh Udo Yamin. Acara selanjutnya adalah ramah tamah, yang mana selalu diterjemahkan sebagai acara makan-makan bersama. Ada menu menarik. Bakso. Kehadiran mie bakso made in Hendar dkk ini turut menghangatkan penghujung silaturahmi malam itu. Sampai jumpa di pertemuan Altar Mesir selanjutnya, dengan menu yang lebih seru, tentu! (cheed.dok)
 

Tuesday, November 08, 2005
Open House ALTAR Mesir

Takbir menggema di seantero Kairo shubuh itu. Syahdunya ibadah selama satu bulan Ramadhan telah ditutup dengan tibanya hari raya Idul Fitri 1426 H. Menyambut kehadiran hari yang sangat dinanti ini, Altar Mesir punya satu agenda besar yang merupakan perdana di Kairo, yaitu acara silaturahmi dalam rangka Idul Fitri yang dalam terminologi masyarakat tanah air kita masyhur dengan istilah Halal Bi Halal.

Bertempat di sekretariat Pelajar Islam Indonesia (PII) Wilayah Mesir yang juga kediaman kang Rashid Satari tanggal 05 September 2005 M, bertepatan dengan 02 Syawal 1426 H, Altar Mesir mengadakan hajat besar yaitu Open House Altar Mesir untuk pertama kalinya. Acara ini dibuka pada pukul 15.45, agak terlambat dari waktu yang telah direncanakan semula karena beberapa kendala teknis. Dua sambutan dari Asep Sopian selaku ketua panitia dan Pian Sopian sebagai koordinator Altar Mesir mewarnai pembukaan acara ini. Ada yang unik dalam acara yang satu ini, yaitu kemeriahannya(!) Acara ini dimeriahkan dengan beragam sajian hidangan karya setiap angkatan dalam tubuh Altar Mesir. Dimulai dari sirup coctail (2000), bakso tahu goreng (batagor) (2001), mie bakso (2002), lontong kari ayam (2003) sampai mie ayam (2004).

Open House yang berlangsung hingga malam hari pukul 21.00 ini diisi dengan berbagai macam acara. Karena telah mengalami keterlambatan, ada beberapa perubahan dalam tentatif acaranya. Sebagai pembukaan, acara dimulai dengan mencicipi lontong kari ayam karya angkatan 2003 yang dikomandoi Agus TR, lalu langsung disambut dengan ceramah yang pada kali ini bertindak sebagai pembicara adalah Ust. Taesir Al Azhar, Lc. suami dari teh Umi Kulsum (alumni 2000). Acara Open House ini dihadiri oleh hampir sebagian besar personel Altar Mesir dari tiap angkatan, yang mana hingga saat ini jumlah keseluruhannya mencapai jumlah 43 orang.

Selain yang disebutkan di atas, acara yang dipanitiai oleh angkatan 2004 dengan ketua pelaksana Asep Sopian akrab disapa “Ogay” ini juga diisi dengan sharing kesan dan pesan dari tiap angkatan yang diwakili oleh koordinator angkatan masing-masing. Setiap koordinator ini yang kemudian menyampaikan segala macam perkembangan dan keadaan kawan-kawan seangkatannya. Tak ketinggalan foto-foto dan shooting gambar dilakukan selama acara berlangsung dari sejak persiapan hingga penghujung acara. Atsmosfer acara sempat “memanas” dengan terangkatnya kontroversi pembicaraan di mailing list Altar Mesir, yaitu persoalan ikhtilat yang menurut beberapa pandangan tengah terjadi di tengah-tengah Altar Mesir. Namun kedewasaan personel Altar Mesir mampu mendinginkan kembali suasana, sehingga kehangatan yang terbangun diantara sesama Altar-ian ini tetap bisa dipertahankan. Ini seiring dengan visi misi Altar Mesir yang senantiasa didengungkan sebagai ikatan silaturahmi dan kekeluargaan, itu saja.

Penutupan acara diisi dengan pengambilan foto tiap angkatan kemudian dilanjutkan dengan pengambilan foto secara keseluruhan. Salam-salaman dalam rangka Idul Fitri dan saling memaafkan dari hati ke hati turut mewarnai acara ini dari awal hingga penutupan acara ini.
Taqabalallâhu minnâ waminkum wa kullu `amm wa antum bikhair.
Mohon maaf lahir batin. BraVo AlTar Mesir. (cheed.dok)
 

Thursday, September 15, 2005
ALTAR Mesir Road To Azhar Park

15 September 2005. Hari beranjak sore waktu itu. Musim panas tengah pamit mundur, namun musim dingin pun masih malu-malu untuk berhembus. Saat itu lebih tepat diistilahkan dengan musim gugur atau boleh juga dengan musim pancaroba.

Alumni Tarogong (baca:Altar) Mesir mengadakan silaturahmi rutinan di Hadiqah Al-Azhar. Silaturahmi rutinan kali ini adalah dalam rangka evaluasi pasca ujian term II tahun ajaran 2004-2005 di Universitas Al-Azhar. Acara seperti ini telah menjadi agenda temporer bagi Altar. Acara yang biasanya selalu diadakan di kediaman salah satu anggota Altar ini, untuk kali ini mengambil lokasi di sebuah taman indah di samping univeritas tertua di dunia, Al-Azhar. Langkah ini diambil dengan pertimbangan mengemas evaluasi plus dengan refreshing bersama di alam terbuka.

Seluruh elemen dari Altar Mesir mengikuti acara ini secara pro-aktif. Hampir setiap personel dari tiap angkatan Altar Mesir hadir pada acara ini. Acara ini secara langsung dinahkodai oleh koordinator Altar yang baru saja terpilih, yaitu saudara Pian Sopian Anshori Segar Mewangi Sepanjang Hari.

Setelah memasuki kawasan Azhar Park, para peserta acara langsung melakukan jalan-jalan sore bersama mengitari kawasan taman. Kebetulan, rata-rata ini adalah kali pertama kunjungan para peserta ke kawasan Azhar Park. Acara secara semi-formal baru dimulai setelah rombongan memperoleh tempat yang cocok, sebuah hamparan rumput yang agak lapang. Waktu menunjukan pukul 17.30 saat itu. Sebelumnya rombongan melakukan shalat Ashar berjamaah terlebih dahulu.

Formasi duduk melingkar pun dibentuk. Acara dimulai dengan menikmati hidangan bersama, disusul dengan shalat maghrib berjamaah. Ba’da maghrib, sambutan disampaikan oleh Pian selaku koordinator Altar. Seperti pada acara-acara sebelumnya, komposisi acara diisi dengan evaluasi belajar selama satu semester ke belakang, sambil disisipi unsur curhat berkaitan dengan evaluasi belajar tadi berkaitan dengan natijah imtihan yang diperoleh. Agenda pembicaraan lainnya adalah obrolan santai seputar ke-Altar-an. Obrolan ini bermuatan segala permasalahan yang menyangkut kondisi dan perkembangan Altar Mesir baik secara internal maupun eksternal, khususnya hubungannya dengan pesantren Persis tarogong Garut di tanah air sana.

Keseluruhan acara berakhir pukul 21.00 WK. Cuaca yang agak tak bersahabat malam itu cukup membuat jemari para peserta acara menggigil kedinginan. Ba`da doa bersama, rombongan beranjak pulang. Menyongsong satu semester ke depan dengan berbekal semangat kebersamaan.
See You di pertemuan selanjutnya enam bulan mendatang. (cheed.dok)
 

Sunday, 3 Des 2006
Serah Jabatan Koordinator

 

 

 

 

 

 

 

Bismillah...
Sebulan sebelum ujian termin pertama dilaksanakan, kami melaksanakan rutinitas kumpul ini, seperti biasa acara rutin anak altar ini bertujuan untuk saling mengingatkan tujuan kita datang ke Mesir dan saling memotipasi diantara kami dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian.
Tapi, tidak hanya itu tujuan kita berkumpul untuk kali ini. 'Murak' oleh-oleh dari temans yang baru saja datang mudik dari Indonesia dan pemilihan koordinator altar-Mesir pun menjadi agenda dalam kumpul kami saat ini.
Sodara Rashid satari dan Heri Efendi sengaja dijadikan undangan istimewa, karena mereka berdua merupakan diantara teman-teman altar yang baru saja pulang mudik dari Indonesia.

makan mie baso sampai kenyang... Sebelum acara dimulai karena anggota belum hadir semua, maka acara pertama diawali dengan ramah tamah, sambil menunggu anggota yang lain datang kami menikmati mie baso Riyan production, yang mana ramah tamah kali ini diseponsori sepenuhnya oleh sodara Ari BS, sebagai bentuk kongkrit 'syukur bini'mah' atas beasiswa yang baru dia dapatkan dari -bait zakat, al-kuwait-

Kemudian barulah setelah anggota datang semua (anggota yang hadir) dimulai acara selanjutnya. Seperti biasa, acara kami di moderatori oleh sekertaris altar-mesir, yaitu sodara Agus sholehudin. Dan di pandu langsung oleh koordinator, Pian Sopian.
memandu evaluasiSetelah ceremonial pembukaan dilaksanakan, acarapun dimulai dengan evaluasi anggota satu semester kebelakang dan 'tawashau' untuk perkembangan dan kemajuan intelektual serta spiritual anggota altar-mesir.
Acara seperti ini terkadang terkesan monoton, tapi diakui ataupun tidak? di sadari ataupun tidak disadari? acara seperti ini memberikan pencerhan bagi setiap individu anggota altar.

Acara berikutnya dilanjutkan dengan 'murak oleh-oleh' dari Rashid satari dan Heri Efendi, yang baru saja datang mudik dari tanah air.
Dari mereka inilah kami dibawakan oleh-olah yang sangat berharga berupa cerita tentang perkembangan indonesia sekarang dan keadaan pesantren saat ini. yg baru datang dari indonesiaBerita yang mereka bawa cukup inofatif dan dokumentatif, diantara kami anak altar yang belum punya kesempatan untuk mudik banyak mengatakan.."wah maenya...?" "oh....jadi ghitu nya!?"

Apalagi ketika Rashid satari menjelaskan bagaimana kondisi persantren kita saat ini, banyak kemajuan dan kemundurun yang dialami pesantren PPI 76.Dan setelah sodara Rashid memaparkan bagaimana "kemundurun" yang dialami oleh pesantren kita, wal khusus untuk lingkungan asrama beiau menyimpulkan "kmeunduran" ini merupakan titik tolak untuk menuju perkembangan dan perbaikan pesantren dimasa yang akan datang.

Setelah acara evaluasi serta motipasi anak altar dalam menghadapin ujian, dan pemaparan oleh-oeh dari teman-teman yang baru datang mudik dari Indonesia, acara dilanjutkan dengan pemilihan koordinator baru untuk Atar-Mesir.
Akhirnya...setelah menjalani proses yang cukup alot, resmilah sodara Pian Sopian lengser dari jabatan sebagai koordinator altar-mesir, dan naiklah koordinator baru sodara Irfan Fatina yang mengkoordinir ukhuwah anak-anak altar yang ada di Mesir.